Pada tanggal 29 Februari 2024, Kota Bandar Lampung menjadi saksi kelancaran acara pengukuhan pengurus dan seminar nasional yang diselenggarakan dengan megah di Aula Jannatun Naim Lampung.
Saat memasuki kampus Jannatun Naim Lampung, berjajar karangan bunga dari berbagai pihak antara lain dari SMKN 3 Bandar lampung, Elen Eduan, Gerai Batik Lampung, Hidayatullah, Universitas Muhammadiyah Lampung, Mardiana, Yayasan Jannatun Naim Lampung, SMAN 1 Ambarawa, Pringsewu, Musa Nurrasyid; MKKS SMA Provinsi Lampung, Hendra Putra; MKKS SMP/MTs Kota Bandar Lampung, SMAN 3 Bandar Lampung, Tri Winarsih; SMAN 1 Pesawaran, Achmad Immanuddin, Civitas Akademika IIB Dharma Jaya, Bustami Zainuddin Anggota DPP RI, STKIP Al-Islam Tunas Bangsa, Sugiyanto; STKIP PGRI Bandar Lampung, Wayan Satriya Jaya.
Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak antara lain Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Lampung, perwakilan dari Dinas Pendidikan Provinsi Lampung, Ketua STKIP PGRI Bandar Lampung, perwakilan dari IBI Darma Jaya, serta perwakilan dari berbagai perguruan tinggi seperti Universitas An Nur Lampung, STKIP Al Islam Tunas Bangsa Lampung, Universitas Muhammadiyah Lampung, Universitas Muhammadiyah Metro, dan Universitas Lampung. Turut hadir pula jajaran pengurus Yayasan Jannatun Naim Lampung, Dasril Datuk Bagindo, Yahya, Haryanto, Ujang Suparman dan Undang Rosidin.
Peserta seminar adalah para pemangku kebijakan yang bertugas SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK dari sekolah Negeri, namun tampak hadir juga dari Sekolah/Madrasah Swasta dengan jumlah seluruhnya 150 orang.
Rangkaian acara dimulai dengan penampilan yang memukau, diawali dengan tarian Sigeh Penguten yang dibawakan oleh siswi SMP Jannatun Naim Lampung, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Alquran oleh siswa SMP Jannatun Naim Lampung, serta nyanyian lagu Indonesia Raya yang menggetarkan hati.
Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sambutan-sambutan yang penuh semangat, dimulai dari sambutan oleh Ketua Pelaksana, Bapak Ujang Suparman, dan dilanjutkan dengan sambutan yang inspiratif dari Bapak Bahrul Hayat selaku Ketua HEPI Pusat, yang juga mempunyai kehormatan untuk mengukuhkan pengurus periode 2024-2027.
Semaraknya acara tidak berhenti di situ saja. Setelah istirahat, dilanjutkan dengan seminar yang memberikan wawasan baru dalam dunia pendidikan. Tak ketinggalan, booth penerimaan siswa baru dari Jannatun Naim Lampung dan IBI Darmajaya turut memeriahkan suasana, begitu pula dengan kehadiran Toko Buku Gramedia Lampung yang membuka booth dengan berbagai penawaran menarik.
Keseluruhan acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Bapak Ngadimun, memberikan harapan dan keberkahan untuk perjalanan pendidikan ke depannya. Acara ini tidak hanya menjadi momentum pengukuhan pengurus, namun juga menjadi wahana untuk bertukar pikiran dan menumbuhkan semangat baru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Lampung.
Usai istirahat dilanjutkan dengan sesi seminar yang menampilkan 3 narasumber antara lain Ibu Sovia Mas Ayu, Bapak Suprananto dan Ibu Raisya Sastri Utami.
Penerapan Kurikulum Merdeka dalam dunia pendidikan di Bandar Lampung menimbulkan tantangan tersendiri karena mengharuskan proses pembelajaran yang komprehensif, mendorong siswa dan guru untuk memahami gaya belajar yang berbeda-beda. Akademisi UIN Raden Intan Lampung, Sovia Mas Ayu, mengungkapkan bahwa proses penilaian dalam Kurikulum Merdeka memerlukan variasi alat penilaian dan hanya dapat diterapkan oleh sekolah yang telah siap. Tujuan dari penilaian adalah untuk mendapatkan informasi tentang pencapaian peserta didik, sehingga mereka tidak merasa terzolimi dan merasa belajar sesuai dengan kemampuan mereka.
Meskipun demikian, terdapat berbagai bentuk penilaian yang dapat dilakukan, seperti observasi, ceklis, catatan anekdot, dan catatan harian. Salah satu bentuk penilaian terbaru adalah Progressive Achievement Test (PAT), yang membantu guru mengevaluasi pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman siswa selama proses pembelajaran.
Sementara itu, Bahrul Hayat dari Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI) menyebut bahwa terdapat empat hal yang tidak bisa berubah dalam penilaian mutu pendidikan, yakni mengetahui tujuan pembelajaran, menciptakan pengalaman belajar yang sesuai, menggunakan metode pembelajaran yang efektif, dan mengevaluasi apakah tujuan pembelajaran tercapai.